Contoh Dakwah Tentang Wanita Karier

Contoh Dakwah atau Contoh Ceramah– Wanita karier adalah sebuah gelar yang didambakan sebagian para wanita. Mengeyam bangku pendidikan beberapa tahun lamanya akan sangat disayangkan bila tidak digunakan untuk bekerja atau mengerjakan sesuatu yang berguna. Bagi sebagian para wanita sekarang berkarir adalah suatu harapan yang ingin dicapai. Tapi masih ada perdebatan tentang hal itu dalam sudut pandang islam karena berbenturan dengan kodrat wanita sebagai seorang istri, maka kami sajikan contoh khutbah yang membahas tentang hal ini dengan judul “Contoh Dakwah Tentang Wanita Karier” yang bisa menjadi bahan inspirasi untuk berdakwah atau ceramah.

Assalamu’alaikum Wr.Wb

(Piih muqqodimah yang anda sukai)

Untuk mengawali jumpa kita saat ini, terlebih dahulu kita semua panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah swt, karena dengan limpahan rahmat, hidayah serta inayah-Nya sampai saat ini kita masih ditakdirkan oleh Allah swt, menjadi orang iman dan islam. Mudah-mudahan nikmat iman dan Islam ini benar-benar kita memiliki sampai akhir hayat.

Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi besar Muhammad saw, karena beliaulah yang memperjuangkan Islam sampai ke penjuru pelosok dunia, sehingga kita bisa membedakan perkara yang haq dan yang bathil, sehingga menjadi muslim , berkat hidayah Allah swt. Semoga kita termasuk umat beliaw Nabi Muhammad saw.

Hadirin sekalian yang kami hormati.

Wanita karier adalah wanita yang mempunyai kesibukan selain kesibukan rumah tangga, baik itu bersifat bisnis atau sosial. Hanya saja pada umumnya wanita karier itu hanya dihubungkan dengan wanita yang bekerja dan menghasilkan uang saja. Sebenarnya berkarir tidak slalu melakukan aktivitasnya di luar rumah, berkarir bagi seorang istri atau ibu pada zaman sekarang ini telah berkembang. Banyak bisnis atau kegiatan yang bisa dikerjakan dirumah tanpa mengganggu kodrat atau tanggung jawab seorang wanita terhadap rumah tangganya. Karena sesungguhnya seorang wanita yang mempunyai karir/kegiatan, mereka melakukan aktivitasnya karena didorong oleh keinginan untuk maju, ingin mendapatkan ilmu pengetahuan, ingin mendakwahkan ajaran agamanya, ingin hidupnya bermanfaat bagi orang lain, atau karena motivasi tertentu. Bukan hanya semata-mata karena keuangan saja. Karena seorang wanita nafkahnya dicukupi suami demikian juga anak-anak dan semua kebutuhan rumah tangganya. Kewajiban istri hanya taat dan takut kepada Allah SWT dan suaminya, menjaga diri, keluarga dan harta suaminya ketika ia pergi (ghaib) sesuai dengan Firman Allah dalam AlQur’an Surat An-Nisa‘ ayat 34 yang artinya:
“Kaum lelaki (suami) itu penanggung jawab/pelindung bagi wanita  (istri) karena  Allah telah melebihkan sebagian mereka atau sebagian yang lain dan karena mereka telah memberi nafkah sebagian dari harta mereka. Maka wanita yang baik adalah yang taat (kepada Allah dan suaminya) lagi memelihara diri ketika suaminya pergi sebagaimana Allah telah menjaga (mereka).”

Yang terpenting bagi seorang wanita yang telah bersuami adalah mendapatkan ijin dari sang suami untuk melakukan segala kegiatanya. Dan untuk yang belum bersuami ijin dari orang tua terlebih dahulu. Ada ketentuan untuk seorang wanita atau  istri yang bekerja, diantaranya :

1.      Mendapat izin dari suami atau orang tua (bagi wanita yang belum bersuami).
2.      Dalam rangka taat kepada Allah dan suaminya.
3.      Dapat menjaga diri. Seperti pada Surat An Nisa’ ayat 34 yang artinya:

 “Maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada.“

4.      Berjilbab atau menutup aurat.
5.      Tidak menimbulkan fitnah danh ma’siat.
6.      Tugas pokok kodrati wanita, istri dan ibu tidak terabaikan, sebagaimana sabda Nabi SAW :

وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةُ فِيْ بَيْتِ زَوْجِهَا وَهِيَ مَسْئُوْلَةُ عَنْ رَعِيَتِهَا

Artinya: “Dan istri adalah pemimpin di rumah tangga suaminya dan anak-anaknya dan ia dimintai pertanggungjawaban tentang mereka dalam (kepemimpinannya).

Wanita/istri yang bekerja memang ada keuntungan atau segi positifnya antara lain: bertambahnya sumber finansial, meluasnya network (jaringan hubungan), adanya kesempatan menyalurkan bakat dan hobi, terbukanya kesempatan untuk mewujudkan citra diri yang positif dan lain-lain, namun di sisi lain kadang-kadang dihadapkan pada resiko yang buruk antara lain:

1.      Terabaikannya keluarga karena kesibukan di luar rumah.
2.      Terkurasnya tenaga dan pikiran.
3.      Sulitnya menghadapi konflik peran antara kedudukan sebagai ibu rumah tangga dan sebagai wanita karir.
4.      Timbulnya stres dan beban pikiran.
5.      Berkurangnya waktu untuk diri sendiri dan keluarga.

Resiko ini dapat menyebabkan hilangnya keharmonisan hubungan dengan keluarga. Hal ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut, maka ketika memilih berkarir diperlukan rasa tanggung jawab yang besar, ini tidak mudah juga tidak sulit untuk dijalani. Hanya dengan keikhlasan dan kesabaran seorang wanita atau seorang istri hal-hal buruk dalam rumah tangga akan terhindarkan.


Wabillahitaufik walhidayah Wassalamualaikum Wr. Wb

Leave a Comment