Ceramah Tentang Bahaya Sifat Hasud

Barang kali sering ditemukan orang yang begitu sulit untuk melihat kebahagiaan orang lain dan menjadi begitu mudah untuk melihat kesulitan orang lain. Tak dapat dipungkiri hal tersebut muncul karena sifat hasud yang ada dalam diri manusia. Apakah sifat hasud itu dan apa akibat yang timbul dari sifat hasud ini? Sifat hasud ini tidak hanya membahayakan manusia dengan sesamanya melainkan juga membahayakan hubungannya dengan Tuhan. Seelengkapnya Ceramah Tentang Bahaya Sifat Hasud berikut,

 Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Yang saya hormati teman-teman dan hadirin semua. Marilah kita bersama – sama panjatkan puja, puji, dan syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Semesta Alam karena atas berkah, rahmat dan hidayahnya kita semua dapat berkumpul di tepat yang Insya Allah mulia ini Shalawat dan salam semoga tercurah limpahkan ke pada junjungan kita – manusia terbaik sepanjang zaman yakni besar Nabi Muhammad SAW beserta seluruh keluarga dan sahabatnya. Semoga kita semua kelak mendapatkan syafaatnya. Aamiin

Hadirin Rahimakumullah

Pada kesempatan kali ini izinkanlah saya menyampaikan perihal sifat manusia yang menjadi salah satu pintu masuk setan. Pintu ini bernama hasud atau dapat kita pahami sebagai sifat yang mengharapkan hilangnya nikmat Allah yang berada pada tangan seseorang. Secara umum, sifat ini membahayakan manusia baik dalam hubungannya dengan sesama manusia maupun dengan orang lain.

Orang yang hasud sangat sulit untuk melihat kebahagiaan yang ada pada diri orang lain. Mungkin dalam setiap detik hidupnya ia merasa cemas dan khawatir pada setiap nikmat yang ada di tangan orang lain.

Saudaraku, mengapa sifat ini harus dihindari? Sekurang-kurangnya sifat hasud ini memilki beberapa bahaya diantaranya:
pertama menimbulkan rasa lelah dan bingung tiada akhi.
Sifat hasud sama sekali tidak memberi manfaat untuk kemajuan orang yang menghasud, juga tidak akan memberikan kemudaratan bagi orang yang dihasudnya.

 Kedua, sifat hasud ini cenderung bersikap senang dalam membuat kemudaratan bagi orang lain, terutama kepada orang yang dihasudinya.

Ketiga mendorong keinginan untuk berbuat maksiat. Seperti menggunjing orang, berbohong, marah, memfitnah, dan merasa senang ketika orang lain mendapat musibah, terutama orang yang dihasudinya.

 Keempat, sifat hasud ini membutakan hati dan menumpulkan akal sehat dalam meraih yang terbaik karena selalu sibuk memikirkan bagaimana mencelakakan orang lain ataupun menghambat kemajuan orang lain.

Bahaya selanjutnya dari sifat hasud ini adalah menghambat diri untuk mendapatkan kebahagiaan yang hakiki karena amal tidak pernah khusyuk dengan amal yang dilakukannya.
Bahaya yang paling merugikan dari sifat hasud ini adalah terhapusnya pahala ketaatan.

 Rasulullah Saw. bersabda,’’ Jagalah dirimu dari sifat hasud, karena sesungguhnya hasud dapat menghapus semua amal kebaikan seperti api menghapuskan kayu bakar.’’ (HR. Al-Dailami). Selain itu mereka yang hasud dikatakan tidak akan diakui sebagai umat Rasulullah Saw. sebagaimana sabdanya,’’ Orang hasud itu bukan dari golonganku.’’ (HR. Al-Thabarani).

Sifat hasud ini memang memberikan mudharat yang tidak kecil bukan hanya tentang urusan dunia melainkan akhirat. Dikatakan pula orang yang hasud akan dimasukan neraka tanpa dihisab terlebih dahulu.

Rasulullah Saw. bersabda,’’ Ada enam kelompok manusia yang akan masuk neraka sebelum (tanpa terlebih dahulu) mengalami hisaban amal karena enam hal yang mereka lakukan. Pertama, penguasa karena kezalimannya. Kedua, bangsa arab (atau lainnya) yang fanatik dengan kesukuannya. Ketiga, para tokoh karena kesombongannya. Keempat, para pedagang karena khianatnya. Kelima orang-orang awam karena kebodohannya . dan keenam, orang-orang berilmu karena hasudnya. (HR. Al-Dailami)

Bahaya dari sifat hasud ini tidaklah ringan, untuk itu jika sifat ini dengn sadar atau tidak sadar menghinggapi hati kita tentu kita harus bersiap-siap menghalaunya. Kiranya bagi mereka yang hasud orang lain baik musuh atau teman adalah pesaing sehingga ia tidak rela jika pesaingnya berada di atas dirinya baik ukuran duniawi maupun ukhrawi. Padahal kita tau sendiri ukuran kebaikan atau kemajuan manusia tidak harus diukur dengan membandingkannya dengan orang lain.

Diantara cara yang dapat dilakukan untuk menghilangkan sifat hasud ini adalah,’’
Pertama, pahami bahwa bahaya dan akibat yang ditimbulkan sifat hasud ini tidak lah ringan baik dalam aspek duniawi maupun ukhrawi. Selanjutnya menjauhi semua penyebab hasud dan menghiasi diri dengan sifat-sifat terpuji. Terakhir membiasakan diri untuk memberi dukungan positif terhadap apa yang dialami oleh orang lain baik yang menguntungkan atau bahkan merugikan.

Rasulullah Saw. bersabda,’’ Siapa saja yang tidak peduli dengan urusan yang dihadapi umat muslim maka dia bukanlah seorang muslim.’’ (HR. Al-Thabarani)

Barang kali demikianlah yang dapat saya sampaikan, kurang dan lebihnya mohon dapat dimaklumi dan dimaafkan. Billahi Taufik Wal Hidayah Wassalamulaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Leave a Comment