Mungkin kita tak asing dengan nasihat yang mengatakan bahwa tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Singkatnya sikap memberi lebih baik daripada menerima. Nasihat ini secara tidak langsung mengajurkan kita agar gemar dalam bersedekah. Tentunya sedekah tidak hanya berbentuk uang, bukankah senyumpun dapat dikategorikan sedekah? Selengkapnya ceramah tentang gemar dalam bersedekah, Semoga Bermanfaat !
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Yang saya hormati teman-teman dan hadirin semua. Marilah kita bersama – sama panjatkan puja, puji, dan syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Semesta Alam karena atas berkah, rahmat dan hidayahnya kita semua dapat berkumpul di tepat yang Insya Allah mulia ini Shalawat dan salam semoga tercurah limpahkan ke pada junjungan kita – manusia terbaik sepanjang zaman yakni besar Nabi Muhammad SAW beserta seluruh keluarga dan sahabatnya. Semoga kita semua kelak mendapatkan syafaatnya. Aamiin
Hadirin Rahimakumullah
Pada kesempatan kali ini izinkanlah saya menyampaikan sedikit ilmu tentang membiasakan diri agar gemar bersedekah. Barang kali kita sama-sama tahu bahwa tangan di atas lebih baik daripada tangan dibawah. Singkatnya, sikap memberi lebih baik daripada menerima. Orang kaya yang sesungguhnya adalah mereka yang tidak gandrung untuk diberi barang gratisan meskipun kondisinya dalam keadaan yang sulit lagi kepayahan.
Saudaraku, gemar bersedekah adalah sikap yang mengupayakan perbaikan diri untuk meletakan dunia di tangan dan akhirat di hati. Mereka yang gemar bersedekah sungguh amat menyadari bahwa harta benda yang membersamainya hanyalah titipan Allah Swt. yang harus dijaga dan digunakan sesuai dengan anjuran-Nya. Kesadaran ini membuat manusia terlepas dari belenggu setan yang terus mendorongnya mencintai dan mengejar dunia dan dunia.
Allah pernah berfirman,’’ Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan siang hari secara sembunyi-sembunyi dan terang-terangan, maka mereka mendapatkan pahala di sisi Tuhannya, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati. (QS. Al-Baqoroh: 274).
Alangkah bahagia jika kita mampu menjadi orang yang dapat bersedekah terhadap orang lain entah bentuknya tenaga, ilmu, harta atau hanya senyuman sekalipun. Menjadi pihak yang memberi lebih membahagiakan dari pada menjadi pihak yang diberi. Dengannya kita mengetahui bahwa tidak semua orang mendapatkan apa yang kita dapatkan. Ada kalanya orang lain tidak memiliki kesempatan yang sama dengan apa yang kita miliki. Untuk itu berbagi adalah jalan terbaik untuk memahami keadaan orang lain dan menolongnya.
Seperti dikatakan sebelumnya bahwa sedekah bukan hanya berbentuk harta.
Ibn Rajab Al-Hanbali menjelaskan bahwa sedekah yang bentuknya non harta mencakup dua hal:
Pertama, hal-hal yang bisa mengantarkan untuk berbuat kebajikan kepada sesama, seperti amar ma’ruf nahi munkar-mengajak dan menyeru pada kebajikan dan mencegah kemungkaran. Dapat dilakukan dengan mengajarkan ilmu-ilmu yang bermanfaat, mengajarkan Al-Quran, menghilangkan penderitaan orang lain, mendoakan dan meminta ampunan untuk kaum muslimin dan sebagainya. Ini semua adalah bentuk sedekah.
Kedua,hal-hal yang bermanfaat bagi pelakunya, seperti halnya berdzikir, tasbih, tahmid, tahlil, takbir, istighfar, tilawah quran dan shalawat. Semakin banyak seorang mukmin melakukannya, semakin banyak pula nilai sedekahnya di sisi Allah Swt.
Dalam sebuah hadits, dikatakan bahwa Rasulullah Saw. bersabda:
Shalat menghitamkan muka setan, sedekah bisa memecahkan tulang punggungya, saling mencintai karena Allah dan saling mengasihi di dalam segala urusan kebaikan bisa memutuskan kejahatannya. Apabila kamu melakukannya setan akan menjauh darimu sejauh timur dan barat. ‘’ (HR. Al-Dailami).
Saudaraku, tampaknya sedekah memiliki begitu banyak bentuknya. Selama kita memiliki itikad untuk berbuat kebaikan maka disanala terbuka jalan untuk dapat bersedekah, apapun bentuknya. Apapun yang kita miliki entah itu ilmu, tenaga, harta, keberanian, semangat dan hal lainnya dapat dijadikan sarana untuk bersedakah.
Barang kali demikianlah yang dapat saya sampaikan. Kurang lebihnya mohon dimaklumi dan dimaafkan. Akhir kata semoga bermanfaat dan harap untuk diklarifikasi kembali ilmu yang telah disampaikan. Billahi Taufik Wal Hidayah Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.