Barang kali kita tidak asing dengan istilah hukuman? Biasanya hukuman digunakan untuk membuat jera seseorang dari sikap dan tindakan buruknya. Tapi adakah jaminan bahwa seseorang akan sadar dari kesalahannya dengan hukuman? Lalu Bagaimana pendapat ahli tentang hukuman yang digunakan dalam proses pendidikan anak ? Mungkin akan lebih jelas jika kita menyimak langsung, contoh ceramah tentang hukuman berikut
Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh
Hadirin Rahimakumullah
Mungkin kita tidak asing lagi dengan istilah hukuman.? Dalam proses mendidik anak hukuman biasanya dijadikan cara agar anak-anak jera dalam melakukan perbuatan kurang baiknya. Hukuman dalam proses pendidikan memiliki arti yang luas mulai dari hukuman yang ringan sampai yang berat, dari kerlingan yang menyengat sampai pada pukulan yang agak menyakitkan. Sekalipun hukuman banyak macamnya, inti dari hukuman tetap satu yaitu adanya unsur yang menyakitkan baik jiwa maupun raga.
Sebenarnya tidak ada ahli pendidikan yang menghendaki digunakannya hukuman dalam pendidikan kecuali bila terpaksa. Hadiah atau pujian jauh lebih diutamakan dibandingkan dengan hukuman. Dalam mendidik anak diakui bahwa anak perlu dihukum dengan pukulan dalam hal bila anak yang berumur 10 tahun belum juga mau shalat. Ahli didik muslim mengatakan bahwa hukuman itu tidak boleh berupa siksaan baik badan maupun jiwa. Bila keadaan amat memerlukan suatu hukuman maka hukuman itu harus digunakan dengan amat-amat hati-hati. Anak-anak jangan dicela dengan keras tapi dinasehati dengan lemah lembut.
Hukuman harus adil artinya disesuaikan dengan kesalahan anak. Mereka harus tau alasan yang melatarbelakangi mengapa mereka dihukum. Menjadi penting untuk menjelaskan mana yang baik dan buruk – benar dan salah, serta konsekuensi dari setiap perbuatan. Sehingga pada akhirnya anak sadar dengan kesalahan yang dilakukannya dan tidak menjadikan ia dendam kepada si pemberi hukuman.
Muara dari hukuman bukan untuk menjadikan anak takut mendapatkan sangsi ketika berbuat tidak baik tapi lebih kepada membangun kesadaran mengapa mereka harus menjauhi perbuatan yang dinilai tidak baik. Selamanya ketakutan tidak pernah menjadi alasan yang cukup agar anak menjauhi perbuatan buruh tapi kesadaran untuk bertindak dengan baik dan benar adalah inti dari keberadaan hukuman itu sendiri.
Hadirin Rahimakumullah
Dalam sebuah hadits, Nabi Saw mengajarkan bahwa Allah menyenangi kelembutan dalam semua persoalan (Bukhari). Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan Turmudzi, Nabi mengajarkan bahwa orang-orang yang pengasih adalah itu dikasihi Tuhan.
Sebagian besar orang mengira bahwa bahwa anak-anak yang dididik dengan keras akan menjadi patuh. Seharusnya mereka tidak dididik untuk berbuat baik karena rasa takut melainkan karena kesadaran tentang pentingnya kebaikan itu sendiri. Pendidikan yang keras hanya akan menghasilkan anak-anak yang berjiwa kasar. Jiwa kasar inilah yang menjelma menjadi kata-kata dan tindakan yang kasar. Sedangkan pendidikan yang dijiwai oleh kasih sayang akan menghasilkan anak yang berjiwa lembut. Jiwa lembut ini yang akan menjelma menjadikan kata-kata dan tindakan yang baik.
Barang kali kebaikan hanya dapat disampaikan dengan cara-cara yang baik pula, menanamkan kebaikan bagi anak tidak akan tercapai dengan cara-cara yang tidak baik dan kasar. Kita tak dapat menjadikan anak-anak bersikap baik karena merasa takut sebaliknya kesadaran untuk berbuat baik itulah yang harus diupayakan dengan cara-cara yang lembut dan penuh kasih sayang.
Saudaraku, demikianlah yang dapat saya sampaikan. Kurang dan lebihnya mohon dimaklumi dan dimaafkan. Billahi Taufik Wal Hidayah Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.