Contoh Khutbah Tentang CInta Dunia dan Takut Mati – Kematian menurut sementara ulama’ didefinisikan sebagai “ketiadaan hidup” atau “antonim dari hidup”. Di dunia ini semua makhluk hidup akan mengalami hidup dan juga mati. Mendengar kata kematian tersirat rasa takut dan kesedihan. Walaupun semua orang tahu akan akan datangnya kematian, dan sering bertemu dengan kematian orang lain, sama sekali tidak membuat kematian menjadi sebuah hal biasa. Hal ini akan dibahas dalam contoh khutbah kali ini. Semoga bermanfaat.
لْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَكَفَى بِاللهِ شَهِيْداً، وَأَشْهَدُ أَلَّا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ إِقْرَاراً بِهِ وَتَوْحِيْداً، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْماً مَزِيْداً
أَمَّا بَعْدُ
أَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى
Hadirin Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah.
Sebuah kematian akan datang kepada kita tanpa kita tahu kapan dan dimana waktunya. Dengan alasan apa kita mati, apakah sakit, kecelakaan, mungkin tersandung ataupun hal lainnya. Semua bisa terjadi sesuai kehendak Allah. Allah telah mensinyalir dalam al-qur’an :
ان الله عنده علم الساعة وينزل الغيب ويعلم مافى الارحام وما تدرى نفس ماذا تكسب غدا وما تدرى نفس بأي ارض تموت ان الله عليم خبير
Artinya : sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari kiamat, dan dialah yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim dan tidak seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan di usahakannya besok dan tidak seorang pun yang dapat mengetahui di bumi, dimana dia akan mati, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS. Lukman : 34)
Perasaan takut akan kematian manusia adalah wajar adanya. Maka dari itu seseorang yang beriman akan senantiasa mengingat mati untuk meningkatkan ibadahnya. Mengingat kematian membantu kita dalam khusyu’ dalam shalat. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اذكرِ الموتَ فى صلاتِك فإنَّ الرجلَ إذا ذكر الموتَ فى صلاتِهِ فَحَرِىٌّ أن يحسنَ صلاتَه وصلِّ صلاةَ رجلٍ لا يظن أنه يصلى صلاةً غيرَها وإياك وكلَّ أمرٍ يعتذرُ منه
“Ingatlah kematian dalam shalatmu karena jika seseorang mengingat mati dalam shalatnya, maka ia akan memperbagus shalatnya. Shalatlah seperti shalat orang yang tidak menyangka bahwa ia masih punya kesempatan melakukan shalat yang lainnya. Hati-hatilah dengan perkara yang kelak malah engkau meminta udzur (meralatnya) (karena tidak bisa memenuhinya).” (HR. Ad Dailami dalam musnad Al Firdaus. Hadits ini hasan sebagaimana kata Syaikh Al Albani)
Hadirin Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah.
Mengingat mati, adalah sebuah batasan untuk kita agar tidak terlalu larut dalam kenikmatan dunia yang bersifat sementara. Dari Tsauban Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,
يُوشِكُ الْأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى الْأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا فَقَالَ قَائِلٌ وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ قَالَ بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ وَلَيَنْزَعَنَّ اللَّهُ مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمْ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ وَلَيَقْذِفَنَّ اللَّهُ فِي قُلُوبِكُمْ الْوَهْنَ فَقَالَ قَائِلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْوَهْنُ قَالَ حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ
“Hampir saja para umat (yang kafir dan sesat, pen) mengerumuni kalian dari berbagai penjuru, sebagaimana mereka berkumpul menghadapi makanan dalam piring”. Kemudian seseorang bertanya,”Katakanlah wahai Rasulullah, apakah kami pada saat itu sedikit?” Rasulullah bersabda,”Bahkan kalian pada saat itu banyak. Akan tetapi kalian bagai sampah yang dibawa oleh air hujan. Allah akan menghilangkan rasa takut pada hati musuh kalian dan akan menimpakan dalam hati kalian ’Wahn’. Kemudian seseorang bertanya,”Apa itu ’wahn’?” Rasulullah berkata,”Cinta dunia dan takut mati.” (HR. Abu Dawud dan Ahmad)
Penyakit Wahn ini memiliki dua makna. Pertama, cinta dunia. Kedua takut mati. Satu dengan yang lainnya saling terkait dan memberi pengaruh. Cinta dunia berarti: sangat kenikmatan duniawi, dan melupakan bahwa hidup di dunia ini hanyalah sementara. Bentuk dari kecintaan terhadap dunia sebagai contoh adalah mencintai jabatan, terlena akan kehormatan yang masyarakat berikan dan kemewahan yang ada, mencintai cita-cita dan harapan yang sangat tinggi untuk hidup dunia ini, terus menumpuk-numpuk harta kekayaan dan banyak hal lainnya. Dampak dari terlalu cintanya seseorang terhadap dunia, membuat ia melalaikan ibadahnya, melalaikan perintah Tuhan-Nya, dan membuat ia tidak siap akan kematian, ia tak rela meninggalkan kenikmatan yang ia raih, tidak siap tehadap hari pembalasan karena amal ibadah yang ia buat hanya sebagian kecil bila dibandingkan dengan harta maupun cita-cita dan angan-angannya untuk dunia ini.
Naudzubillah… Semoga kita bukan digolongkan kedalam orang-orang dengan penyakit Wahn. Amin ya Rabbal Alamin.
الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ