Contoh Khutbah Tentang Hikmah Dibalik Kegagalan – Gagal adalah sebuah bentuk ketidak sesuaian antara harapan dan kenyataan. Konteks gagal banyak macamnya, dan hal ini bisa membuat manusia sangat bersedih, putus asa, bahkan depresi. Gagal adalah sebuah beban berat bagi orang-orang yang belum tahu makna dari kegagalan sebenarnya. Kegagalan mempunyai arti tersendiri bagi orang yang beriman dan bertawakal kepada-Nya. Untuk lebih jelasnya mari kita bahas dalam contoh khutbah atau contoh dakwah kali ini.
أَمَّا بَعْدُ
أَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى
Hadirin Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah.
Sebuah kegagalan yang sejatinya membuat manusia merasa putus asa, sebenarnya mengandung banyak hikmah yang akan membuat kita tidak pernah berburuk sangka kembali terhadap sebuah kegagalan. Allah berfirman dalam (Q.S. Alam Nasyrah 5-6) :
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْراً
إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْراً
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”
Kegagalan yang disikapi dengan kesabaran akan menciptakan kebaikan untuk diri kita sendiri, karena kita telah berusaha bersikap tawakal dan berserah diri terhadap ujian yang Allah berikan. Kita harus meyakini bahwa dengan bersikap sabar ketika menerima kegagalan jaminannya adalah surga. Ingatlah janji Allah,
إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az Zumar: 10).
As Sudi mengatakan, “Balasan orang yang bersabar adalah surga.” (Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, Ibnu Katsir, 12/117, Muassasah Qurthubah)
Dan ketika kita mendapat sebuah kegagalan atau musibah hendaklah kita mengucapkan “Inna lillahi wa inna ilaihi rooji’un. Allahumma’jurnii fii mushibatii wa akhlif lii khoiron minhaa”,
Ummu Salamah -salah satu istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam- berkata bahwa beliau pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا مِنْ عَبْدٍ تُصِيبُهُ مُصِيبَةٌ فَيَقُولُ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ اللَّهُمَّ أْجُرْنِى فِى مُصِيبَتِى وَأَخْلِفْ لِى خَيْرًا مِنْهَا إِلاَّ أَجَرَهُ اللَّهُ فِى مُصِيبَتِهِ وَأَخْلَفَ لَهُ خَيْرًا مِنْهَا ». قَالَتْ فَلَمَّا تُوُفِّىَ أَبُو سَلَمَةَ قُلْتُ كَمَا أَمَرَنِى رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَأَخْلَفَ اللَّهُ لِى خَيْرًا مِنْهُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم
“Siapa saja dari hamba yang tertimpa suatu musibah lalu ia mengucapkan: “Inna lillahi wa inna ilaihi rooji’un. Allahumma’jurnii fii mushibatii wa akhlif lii khoiron minhaa [Segala sesuatu adalah milik Allah dan akan kembali pada-Nya. Ya Allah, berilah ganjaran terhadap musibah yang menimpaku dan berilah ganti dengan yang lebih baik]”, maka Allah akan memberinya ganjaran dalam musibahnya dan menggantinya dengan yang lebih baik.”
Kegagalan bukan akhir dari segalanya. Kegagalan adalah jalan untuk meraih kesuksesan, Jika sesuatu yang kita harapkan tidak Allah berikan, maka berfikirlah dan yakinlah bahwa sesuatu yang kita harapkan belum baik untuk kita, Allah Maha Mengetahui segala yang terbaik untuk umat-Nya. Semoga Allah memberikan taufik untuk bersabar ketika menemui hasil yang tidak sesuai harapan.
الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ