Contoh Khutbah Tentang Membaca Garis Tangan – Bila kita telaah lebih seksama semua manusia baik ras, suku, agama, bahkan Negara berbeda pun tetap memilik garis tangan serupa. Pada jari-jari terdapat masing-masing tiga ruas, beberapa garis dibawah telapaknya. Apakah ada makna dibalik goresan-goresan tangan tersebut? Hal ini akan kita bahas dalam contoh khutbah atau Contoh dakwah yang akan membahas mengenai membaca garis tangan menurut pandangan islam. Semoga bermanfaat.
أَمَّا بَعْدُ
أَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى
Hadirin Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah.
Membaca garis tangan atau meramal masa depan oleh seseorang yang mempunyai penglihatan diluar penglihatan kasat mata menurut pandangan islam termasuk kategori syirik. Perbuatan syirik sangat tidak dibenarkan dalam kategori ajaran agama islam. Masa depan yang dibicarakan oleh seorang peramal kemungkinan benar atau tidaknya bukanlah perkara besar karena masa depan semua manusia bergantung pada diri sendiri dan atas ijin Allah SWT. Karena meramal merupakan jalan menuju kesyirikan. Sementara dosa syirik itu akan terus terbawa hingga akhir hayat dan tidak diampuni.
إِنَّ اللّهَ لاَ يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَن يَشَاء وَمَن يُشْرِكْ بِاللّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا
“Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik dan dia mengampuni segala dosa selain dosa itu (syirik) bagi siapa yang dia kehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah maka sungguh dia telah melakukan dosa yang besar. (An-Nisaa: 48)
Dosa syirik begitu besar, maka janganlah mau kita terjerumus dengan rayuan setan unt7u mengetahui atau meramalkan masa depan kita kelak. Masa depan bukan hanya untuk diketahui tetapi masa depan untuk kita raih dan kita perjuangkan. Jikalau kita telah berusaha dari dini untuk mencapai kesuksesan kelak maka tak perlu diramalpun sudah terbaca jelas masa depan kita kelak, lalu apa gunanya lagi membaca masa depan. Itu hanya tipuan setan untuk menjerumuskan manusia ke neraka bersama-sama dengan mereka. Karena barangsiapa yang berbuat syirik maka Allah mengharamkan surga kepadanya, dan tempatnya adalah neraka, berdasarkan firman-Nya Subhanahu Wa Ta’ala:
…Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim (musyrik) itu seorang penolongpun. (QS. Al-Maidah: 72)
Hadirin Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah
Lalu mengapa manusi sangat mudah untuk diperdaya sehingga mereka ingin meramal kan nasibnya kelak? Karena tak jarang ramalan itu ternyata benar. kebenaran dari peramal bersumber dari bisikan setan. Setan suka pergi ke langit untuk mencuri berita-berita yang datang dari Allah SWT tentang apa saja yang akan terjadi di dunia nanti. Namun jika setan nekat melakukan perbuatan tersebut, mereka akan segera dilemparkan dengan api yang sangat panas. Maka dari itu para setan tidak pernah mendapatkan informasi yang sempurna kecuali hanya mengada-ngadakan saja. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman:
وَلَقَدْ جَعَلْنَا فِي السَّمَاء بُرُوجًا وَزَيَّنَّاهَا لِلنَّاظِرِينَ وَحَفِظْنَاهَا مِن كُلِّ شَيْطَانٍ رَّجِيمٍ إِلاَّ مَنِ اسْتَرَقَ السَّمْعَ فَأَتْبَعَهُ شِهَابٌ مُّبِينٌ
“Dan sesungguhnya kami telah menjadikan dilangit gugusan bintang dan kami telah menghiasi langit itu untuk orang-orang yang memandangnya dan kami telah menjaganya dari dari setiap setan yang terkutuk kecuali yang telah mencuri berita yang didengarnya (melalui malaikat) lalu dia dikejar-kejar oleh semburan api yang terang. (Al-Hijr 16 – 18)
Kemudian hasil curian setan tentang berita dari langit dijual kepada para peramal. Bayaran yang akan mereka minta bukanlah uang yang banyak ataupun makanan yang sedap. Tetapi mereka hanya meminta kepada para penerima kabar untuk menemani mereka di neraka pada hari kiamat nanti.
Setan merupakan makhluk yang akan dibakar dineraka pada hari kiamat nanti. Mereka tidak akan pernah mendapatkan ampunan dari Allah SWT, tetapi mereka dapat mengajak makhluk lain untuk menemaninya dalam neraka nanti.
الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ