Ibadah ialah kebutuhan, ibadah ialah keharusan. Oleh karena itu, meningkatkan amal shalih merupakan investasi yang utama jika ibadah merupakan patokan hidup kita sebagai umat islam. Nah, untuk lebih memahami bagaimana caranya meningkatkan ibadah kita! berikut ini telah saya sajikan contoh pidato tentang meningkatkan amal shalih.
Assalamu’alaikum Wr.Wb
(Silahkan Pilih Mukodimah Pidato yang anda sukai)
Para hadirin sekalian,
Semua orang di dunia ini akan mendambakan kehidupan yang tentram, aman dan damai. Mereka berharap bisa hidup berdampingan dengan nyaman. Kehidupan seperti itu bisa diwujudkan jika masing-masing kita memelihara amal shalih dan menjauhi perbuatan munkar. Sebab perbuatan munkar hanya akan menimbulkan keresahan di tengah-tengah masyarakat. Orang-orang yang berbuat keji dan munkar tidak akan diterima di tengah-tengah lingkungannya. Atau, paling tidak ia menjadi tidak disenangi. Sebaliknya orang yang selalu berbuat baik atau beramal shalih, akan disenangi karena memang bergaul denga orang semacam ini. Sangatlah menyenangkan.
Sebagai seorang muslim tidak sepatutnya kita menampakan perilaku buruk di tengah masyarakat. Namun hendaknya tekun beramal shalih dan senantiasa amalan itu semakin hari semakin kita tingkatkan. Untuk dapat mewujudkan perilaku amal shalih, maka hendaknya kita tegakan amar makruf nahi munkar. Artinya, kita berusaha mengajak orang lain kepada kebaikan dan mencegah kenunkaran.
Para hadirin rahimakumuloh,
Rasulullah saw. bersabda, “Hendaklah kalian mengajak orang pada kebaikan, sekalipun kalian belum mampu melaksanakannya, dan cegahlah orang yang berbuat keburukan, sekalipun kalian belum mampu menghentikannya.”
Dalam Al-Qur’an surat At Taubah ayat 71, Allah berfirman:
يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ
Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma´ruf, mencegah dari yang munkar… (QS: At-Taubah Ayat: 71)
Demikianlah ciri-ciri orang beriman. Sesungguhnya jika seorang beriman hidup di tengah masyarakat, maka ia akan selalu menciptakan kesejukan. Bahkan terhadap sesama muslim akan menjadi pengayom atau pelindung dari kemungkaran. Karena itu, terhadap sesama saudara muslim atau kepada selain muslim hendaknya kita mengajak Abu Darda’mengatakan, “Barangsiapa memperingatkan saudaranya di depan banyak orang, berarti ia telah mempermalukannya. Tetapi jika memberi peringatan itu dengan empat mata (berdua), maka manfaatnya akan lebih besar. Jika peringatan itu tidak dihiraukan, maka bolehlah ia meminta bantuan orang lain. Jika kemaksiatan itu dibiarkan maka akan menjadi penyakit dan membudaya di tengah masyarakat. Akhirnya masyarakat pada umumnya akan terkena Adzab dari Allah.”
Adzab Allah… Inilah yang kita takutkan.
Apabila di suatu tempat telah membudaya kemaksiatan, sedangkan para ulama enggan mengingatkan kemunkaran itu. Maka tempat itu akan menjadi buruk dan bisana. Artinya, Allah akan menimpakan Adzab kepada mereka. Adzab yang datang itu bermacam-macam, mungkin berupa bencana penyakit, bencana peperangan, bencana kelaparan dan sebagainya. Rasulullah saw. bersabda, “Demi Allah, sungguh kalian harus amar makruf dan nahi munkar. Jika tidak, pasti Allah menimpakan malapetaka kepada kalian, kemudian setelah itu kalian memanjatkan do’a dan Allah mengampuninya.
Hendaknya tujuan kita menegakan amar makruf dan membasmi nahi munkar ialah semata-mata mencari Ridho Allah, semata-mata menegakan agamaNya dan tidak ada sedikitpun unsur mementingkan diri sendiri. Misalnya ingin dipuji dan sebagainya. Insya Allah dengan tujuan itu, Allah akan memberi bantuan pertolongan dalam keperluan itu. Amar makruf nahi munkar yang kita kerjakan akan dapat dilakukan dengan mudah. Tidak ada kendala yang berat. Bukankah Allah telah berfirman.
Kemudian, Apakah syarat-syarat yang harus diperhatikan dalam rangka beramar makruf dan nahi munkar? Hendaknya seseorang memiliki lima syarat, yaitu ilmu, ikhlas, menggunakan metode yang tepat dan baik, bersikap sabar dan melakukan hal-hal yang diperintahkan Allah.
Berilmu artinya kita harus memiliki ilmu agama dalam menegakan amar makruf dan nahi munkar. Di tengah masyarakat, jika kita tidak memiliki ilmu tentang agama maka kita akan dilecehkan jika mencegah kemunkaran. Kemudian didasari dengan niat ikhlas, hanya karena Allah. Bukan untuk dipuji
Syarat yang lainnya ialah memiliki metode atau cara yang tepat dan benar. Hendaknya kita memberi nasihat yang baik, Penuh dengan kasih sayang dan lemah lembut. Janganlah memberi nasihat yang memunkinkan orang menjadi tersinggung.
Lalu sayart berikutnya adalah sabar. Artinya, kita harus sabar menghadapi bermacam-macam orang. Sabar pula menunggu perubahan sikap dari mereka. Dan yang tak kalah pentingnya ialah kita jangan asal ngomong. Jika telah berani beramar makruf dan nahi munkar maka kita harus konsekuen. Artinya, kita harus melakukan perbuatan-perbuatan baik, melaksanakan perintah Allah dengan sungguh-sungguh serta menghindari kemaksiatan. Setidak-tidaknya kita memberi contoh yang baik terhadap orang yang kita peringatkan. Tanpa sikap ini, kita akan ditertawakan. Akan dituduh hanya bisa ngomong tanpa bisa melakukan.
Demikianlah apa yang bisa saya sampaikan pada kesempatan ini. Jika ada kesalahan, maka hal itu karena Khilaf dan kebodohan ilmu saya. Namun jika dalam materi itu dapat dipetik kebenarannya, maka hal itu semata-mata karena Ilmu Allah. Mohon maaf atas segala kekurangannya.
Bilahit taufiq wal hidayah wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakatuh.