Contoh Pidato Peringatan Hari Perempuan Sedunia – Hari Perempuan Sedunia merupakan sebuah hari besar yang dirayakan perempuan seluruh dunia untuk menghormati, menghargai keberhasilan kaum perempuan dalam berbagai bidang, terutama bidang ekonomi, politik, dan sosial. Perayaan ini salah satunya untuk memperingati kebakaran Pabrik Triangle Shirtwaist di New York pada tahun 1911 yang mengakibatkan 140 orang perempuan kehilangan nyawanya. Maka dari ini kami contohkan pidato untuk memperingatinya.
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Tak ada ungkapan
yang paling mulia di muka bumi dari seorang hamba kecuali rasa syukur
yang dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah senantiasa memberikan
segala nikmat dan rahmatNya sehingga kita semua masih diberikan
kesempatan untuk menikmati setiap nikmat yang diberikanNya. Shalawat
beriring salam juga tak lupa akan kita haturkan kepada junjungan kita
nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita ke jaman penuh rahmat dan
barokah.
Hadirin sekalian yang berbahagia.
Hari ini bertepatan tanggal 8 Maret adalah hari dimana seluruh perempuan memperingati harinya, sebagai sebuah penghormatan untuk keberhasilan para perempuan diseluruh bidang. Perempuan masa kini telah maju kearah yang sangat positif, perempuan banyak menorah prestasi yang dapat mengharumkan nama bangsanya masing-masing di tingkat dunia.
Hari ini para perempuan punya momentum besar. Hari di mana para perempuan, tak hanya di Indonesia, tapi tentunya perempuan sedunia, memperingati keberhasilan dalam berbagai bidang, termasuk ekonomi, politik dan tentunya sosial.
Tapi ironisnya, Hari Perempuan Internasional ini lahir dari sebuah tragedi kekerasan. Gagasan soal feminisme sudah mulai terjadi di akhir abad 19 dan titik nol dari Hari Perempuan Internasional ini lahir sebagai puncak gerakan para perempuan di Kota New York, Amerika Serikat pada 8 Maret 1857
Saat itu para buruh wanita dari pabrik garmen, melakukan unjuk rasa untuk memprotes kondisi buruk yang mereka alami, mulai dari diskriminasi hingga tingkat gaji yang tak setara dengan buruh laki-laki. Sayangnya aksi demonstrasi itu tak berjalan damai. Pasalnya aparat kepolisian bertindak represif dengan menyerang para demonstran perempuan itu untuk membubarkan aksi.
Hari perempuan sempat “hilang” pada masa 1910-20an. Tapi peringatan ini baru kembali dihidupkan, berbarengan dengan bangkitnya feminisme pada era 60an. Baru di tahun 1974, PBB menyokong Hari Perempuan Internasional yang ditetapkan pada 8 Maret. Salah satu faktor yang mendorong lahirnya Hari Perempuan Internasional ini juga berasal dari satu kejadian mengenaskan yang pernah menimpa buruh perempuan, pada sebuah kebakaran besar. Kejadian itu menewaskan – setidaknya 123 nyawa buruh perempuan.
Kebakaran di Pabrik Triangle Shirtwaist pada 25 Maret 1911, menimbulkan 146 korban tewas dan 123 di antara para pekerja wanita. Peristiwa kebakaran itu hingga kini masih tercatat sebagai kebakaran paling mematikan dalam sejarah kota New York. Korban wanita tertua hingga sekarang tak terindentifikasi. Tapi dua pekerja termuda, yakni Kate Leone dan Rosaria Maltese tercatat masih berusia 14 tahun.
Tetapi dibalik peristiwa yang mengenaskan itu semua perempuan di dunia harus bangkit terus. Tidak boleh lagi kejadian-kejadian seperti itu terulang kembali.
Wabillahi Taufiq Wal Hidayah.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh