Pidato Singkat Tentang Pendidikan Multikultural

Pendidikan multicultural tampaknya menjadi hal yang diperlukan terutama di Indonesia mengingat keberadaan Indonesia yang kaya akan keberagaman. Melalui pendidikan multicultural ini diharapkan keberagaman menjadi berkah bukan malah malapetaka. Keberadaan kita yang tak siap menerima perbedaan sudah saatnya diminimalisasi demi tercapainya kehidupan yang damai dalam perbedaan. Selengkapnya Pidato Singkat Tentang Pendidikan Multikultural berikut ini, 
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh 
Hadirin yang berbahagia 
Pada kesempatan kali ini izinkanlah saya menyampaikan tentang pentingnya pendidikan multicultural. Tentunya kita tahu bahwa bangsa ini lahir dari sebuah keberagaman. Keberagaman, inilah yang barang kali pantas untuk menggambarkan Indonesia. Mozaik kebhinekaan dari sabang sampai merauke mewarnai setiap sudut keunikan dan kekayaan bangsa Ini. Tak ayal, Bhineka Tunggal Ika menjadi salah satu falsafah hidup yang tepat disemaikan untuk mengarungi kehidupan dalam lautan keberagaman, berbeda-beda tapi tetap satu jua. 
 Indonesia lahir dari sebuah keberagaman, bukan Indonesia jika miskin akan budaya, etnis, ras, dan agama. Identitas bangsa tentang sebuah negeri multikultural menjadi anugerah yang dimiliki bagi bangsa ini. Betapa tidak, jumlah penduduk yang lebih dari 230 juta ini menyebar di seluruh wilayah Indonesia dari sabang sampai merauke dan menghasilkan variasi budaya yang unik. Tak kurang dari 1.128 suku bangsa menghiasi wajah kebudayaan Indonesia dengan perbedaan agama, adat istiadat, kebiasaan, bahasa, dan tradisi yang mengiringinya. 
Hadirin yang berbahagia 
Kehidupan multikultural ini ibarat dua sisi mata pisau yang dapat melahirkan integrasi atau bahkan disintegrasi bangsa. Integrasi bangsa dalam masyarakat multikultural terwujud dari persatuan dan kesatuan bangsa dimana kebudayaan yang satu dan lainnya menjadi layaknya bongkahan puzzle kebhinekaan yang saling melengkapi. 
Adapun tentang disintegrasi bangsa, agaknya telah jamak diketahui bahwa ketidaksiapan untuk hidup dalam masyarakat multikultural dapat memicu berbagai konflik antar etnis, suku bangsa atau bahkan agama.
Untuk mengurai masalah dalam kehidupan multikultural ini, tampaknya dibutuhkan upaya massif untuk melahirkan generasi bangsa yang tak gagap perbedaan. Sikap toleransi menjadi hal yang mendesak agar menjadi bagian dari kepribadian bangsa, keberadaannya dapat dilahirkan dengan menghadirkan keberagamaan dalam proses pendidikan. Tepatnya adalah kelas multikultural yang mewadahi pendidikan multikultural dalam proses pembelajaran. 
Hadirin yang berbahagia 
 Pendidikan multicultural secara jelas dan gamblang dicontohkan oleh sekolah menengah kejuruan yaitu SMK Bakti Karya Parigi, Pangandaran yang membuka dan menyelanggarakan kelas multikultural. Keberagaman budaya hadir menghiasi proses pembelajaran kelas multicultural yang sekurang-kurangnya melibatkan siswa-siswi yang berasal dari 25 kabupaten/kota yang berbeda. 
Menurut Ai Nurhidayat yang merupakan ketua yayasan SMK Bakti Karya Parigi, Pangandaran,’’ sejauh ini kemajemukan, toleransi, dan perdamaian hanya dipelajari sebatas teori dan buku teks saja. Alhasil, penerapannya dalam kehidupan masih belum optimal. Padahal perbedaan tersebut bukan tidak mungkin dapat dihadirkan di kelas.’’
Pengalaman multikultural yang sebelumnya hanya lekat dengan kehidupan di pesantren, kemiliteran atau kepolisian kini menjadi suatu hal yang dapat diakses oleh masyarakat sipil secara keseluruhan. Kelas multicultural ini menjadi wadah yang tepat untuk menanamkan toleransi, nilai-nilai kebhinekaan dan menyempurnakan karakter siswa. 
 Hadirin yang berbahagia
 Konsep utama dari kelas multikultural ini berpijak pada semangat untuk menciptakan pembelajaran yang aktif, toleran, menyemaikan nilai-nilai perdamaian, terkoneksi dan mencintai budaya nusantara. Kemajemukan dalam proses pembelajaran tak dapat dipungkiri melahirkan keberagaman berpikir, bertindak dan merasa. Diharapkan keberagaman ini bermuara pada keaktifan siswa dalam menampilkan pembawaan diri yang unik sebagai duta dari wilayahnya masing-masing. 
Toleransi sebagai modal dasar membangun kerukunan dan kedamaian dalam keberagaman menjadi salah satu sikap yang diharapkan menjadi bagian dari kepribadian siswa. Bukan tidak mungkin budaya toleransi yang terbangun di kelas multikultural ini berperan penuh dalam menciptakan agen perdamaian yang kelak mampu meminimalisasi konflik multikultural. Muara dari budaya toleransi ini diharapkan dapat menanamkan nilai-nilai perdamaian sebagai bagian dari karakter yang harus dimilki siswa. 
Be connected atau terkoneksi memiliki maksud bahwa pergaulan lintas budaya atau daerah ini membuka peluang komunikasi dan kerja sama untuk berkawan dan berkarya dengan masyarakat di seluruh Indonesia atau bahkan dunia. Eksplorasi budaya yang tercipta diharapkan menjadi wadah untuk menciptakan generasi yang mencintai, mempertahankan dan memelihara budaya bangsa. 
Kelas ini diharapkan dapat menghasilkan agen budaya yang tidak hanya mampu mengekor budaya bangsa lain melainkan cakap untuk memelihara budaya sendiri dengan tetap mampu mengambil nilai positif dari budaya bangsa lain.
Keunggulan yang ditawarkan oleh kelas multicultural SMK Bakti Karya Parigi diantaranya adalah, 1) gratisnya biaya sekolah dan asrama; 2) proses pendidikan menggunakan berbagai metode sesuai dengan kemampuan siswa; 3) melibatkan 40 professional, terintegrasi dengan komunitas belajar sabalad dan layanan informasi digitasl; 4) proses pendidikan dikaitkan dengan pemahaman kebhinekaan sehingga menciptakan agen perdamaian dunia; 5) lulus dengan memiliki kemampuan sesuai passion dan terkoneksi dengan pihak relawan dan professional. 
Hadirin yang berbahagia
 Kelas multikultural ini menjadi angin segar bagi dunia pendidikan yang barang kali telah bosan dengan label ‘kegagalan ’yang disematkan oleh publik dengan adanya berbagai kasus amoral yang melibatkan generasi berpendidikan. Inovasi pendidikan dari golongan muda yang dipimpin oleh Ai Nurhidayat ini menjadi salah satu gertakan bahwa proses pendidikan merupakan tanggung jawab bersama. Sehingga tak ayal bahwa SMK Bakti Karya melalui kelas multikulturalnya sadar betul bahwa lembaga pendidikan ini merupakan milik publik yang tidak akan pernah berlangsung tanpa kontribusi dan partisipasi aktif publik. 
Kontribusi dan partisipasi aktif publik dapat dilakukan diantaranya dengan menjadi donatur dan duta lembaga, mengajar di kelas profesi, terlibat dalam proses pendidikan secara langsung serta memantau dan mengevaluasi proses pendidikan yang berlangsung. Lembaga pendidikan ini meyakini bahwa semakin banyak melibatkan publik, semakin banyak pula pihak yang merasa terlibat dan pada akhirnya semakin kuat untuk mengubah keadaan. 
Kontribusi semua pihak adalah kunci penentu keberhasilan proses pendidikan.
Perlu digarisbawahi bahwa kelas multicultural ini bukan hanya tentang saya, anda, ataupun mereka melainkan tentang kita semua yang sadar dan peduli bahwa bangsa ini lahir dari sebuah keberagaman. Keberagaman ini bukanlah halangan untuk mengukir persatuan dan kesatuan bangsa melainkan sebuah alasan untuk hidup harmoni dalam bingkai kebhinekaan karena menjadi damai dalam perbedaan begitu indah dan menakjubkan.
 Hadirin yang berbahagia 
Ada ungkapan yang mengatakan bahwa lebih baik menyalakan lilin daripada mengutuk kegelapan. Barang kali daripada memaki dan mencaci pemerintah terus menerus lebih baik memulai gerakan demi kehidupan yang lebih baik di masa depan. Meskipun kecil tapi cahaya tetaplah cahaya yang akan menyinari lingkungan sekitarnya. Barang kali demikianlah yang dapat saya sampaikan, kurang dan lebihnya mohon dimaklumi dan dimaafkan. Billahi Taufik Wal Hidayah Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Leave a Comment