Pidato Tentang Pentingnya Berpikir

Berpikir, istilah satu ini menunjukan suatu aktivitas yang menandakan perbedaan manusia dengan mahluk lain. Manusia sebagai mahluk yang berpikir dianugerahi kemampuan untuk membedakan hal-hal yang dipandang baik-buruk, benar-salah dan lainnya. Aktivitas ini mengarahkan manusia untuk memberdayakan sisi kemanusiaannya dengan berpikir mendalam untuk menyingkap setiap rahasia kehidupan. Selengkapnya pidato tentang pentingnya berpikir berikut ini, Semoga Bermanfaat 
Assalamulaikum Warahmatullahi Wabarakatuh 
Hadirin Yang Berbahagia 
Pada kesempatan kali ini izinkanlah saya menyampaikan sedikit bahasan tentang berpikir. Berpikir adalah aktivitas akal untuk memecahkan suatu permasalahan dan persoalan. Melalui bepikir manusia dapat membandingkan suatu hal untuk mengetahui sisi persamaan dan perbandingannya serta dapat menyingkap hubungan sebab akibat suatu hal tertentu. Melalui berpkir manusia dapat menerjemahkan keadaan sekelilingnya, mengetahui informasi yang penting dan tidak penting. 
Ulama mengatakan bahwa berpikir merupakan aktivitas tertinggi dalam pembelajaran.
Proses berpikir menjadi proses kehidupan yang paling vital dalam kehidupan manusia. Apa jadinya jika manusia malas berpikir tentunya mereka tidak dapat memahami apapun. Sedangkan banyak sekali hal yang tidak diketahui dan dipahami oleh manusia maka untuk itu berpikir adalah suatu aktivitas yang perlu diupayakan. Barang kali kita tahu bahwa semakin manusia belajar (berpikir) maka semakin banyak ia tidak tahu. Singkatnya akal yang digunakan secara terus menerus akan membawa pengertian kepada manusia bahwa apa yang telah diketahui dan dipahaminya hanyalah setetes dari luasnya samudera ilmu kehidupan 
Berpikir erat kaitannya dengan proses mencari ilmu yang mengarahkan manusia untuk dapat mengetahui kebenaran, keburukan, kebaikan, kesalahan dan sebagainya. Berpikir pun melibatkan proses perubahan dari tidak tahu menjadi tahu. Allah Swt berfirman: Maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu jika kamu tiada mengetahui (Al-Anbiya: 7) 
Aktivitas berpikir berkaitan pula dengan rasa ingin tahu manusia dalam menyingkap setiap fenomena kehidupan. Allah Swt memerintahkan manusia agar bertanya kepada orang yang berilmu perihal hal-hal yang tidak diketahuinya. Bertanya, berdiskusi, berdialog merupakan cara-cara mengoptimalkan proses berpikir dan belajar. Guru atau ulama adalah perantara untuk menemukan dan menghasilkan ilmu pengetahuan. 
Hadirin yang berbahagia 
Rasulullah saw mengajarkan kepada para sahabatnya dengan mengajukan beberapa pertanyaan mengenai persoalan tertentu untuk mengarahkan cara berpikir, dalam upaya mencari jawaban atas pertanyaan itu, Rasulullah kemudian memberitahu jawaban yang tepat dan benar sebagai tambahan wawasan mereka. 
Diriwayatkan dari Ibnu Umar RA, Ia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda : Sesungguhnya pohon itu mempunyai akar yang kuat dan daunnya tidak pernah jatuh. Pohon itu seperti seorang muslim. Katakana pohon apakah itu? Umar berkata: Para sahabat menyangka pohon yang dekat susia,’’ Abdullah berkata: terbersit dalam diri saya bahwa pohon itu ialah pohon kurma, tetapi aku malu mengatakannya ,’’ Kemudian para sahabat berkata:’’ Katakanlah wahai Rasulullah, pohon apakah itu? ‘’ Beliau menjawab: Pohon itu ialah pohon kurma
Pada hadits ini, Rasulullah saw menlontarkan pertanyaan kepada para sahabat dengan tujuan supaya agar cara berpikir para sahabat terarah. Misalnya ketika beliau mengajarkan tentang ciri seorang muslim kepada mereka. Ciri ini digambarkan seperti pohon kurma. Gambaran ini menunjukan bahwa akidah seorang muslim itu kokoh mengakar ke dalam dirinya seperti akar pohon kurma, sikap yang teguh digambarkan seperti kokohnya kurma, etikanya yang baik dan lurus seperti lurusnya pohon kurma, adapun amal solehnya berbuah dengan baik seperi halnya buah kurma. 
Hadirin yang berbahagia 
Aktivitas berpikir merupakan ciri manusia itu sendiri karena tidak ada mahluk lain yang memiliki pemikiran seperti hal nya manusia. Berpikir sebagai bagian dari fungsi akal merupakan hal yang membedakan manusia dengan mahluk lain. Dengan kemampuan berpikir ini manusia dapat membedakan mana yang baik dan buruk, benar dan salah dan lainnya. Kemampuan berpikir ini merupakan salah satu fasilitas yang diberikan oleh-Nya agar manusia dapat hidup dan kembali pada-Nya dengan selamat. 
Ada orang yang mengatakan bahwa manusia sudah seharusnya telah merdeka bahkan sejak dalam pikiran. Kemerdekaan ini barang kali tentang bagaimana seharusnya pikiran yang dibangun manusia bermuatan dengan hal-hal yang positif. Pemikiran positif ini menjadi harga mutlak tentang keberhargaan manusia. Maksudnya pikiran manusia adalah harga terakhir yang ia miliki, ketika lingkungan eksternalnya seolah membuatnya jatuh maka pikirannya akan menentukan apakah ia akan menyerah atau bertahan. 
Pikiran yang merdeka pun barang kali berkaitan dengan cara manusia memandang hidup, apakah ia menjadi sosok yang menilai setiap halnya dari materi (apa yang terlihat secara kasat mata) atau berusaha menyingkap hikmah atau pelajaran yang tersembunyi di balik apa-apa yang terlihat secara kasat mata. Meskipun konsep merdeka masih membingungkan tapi barang kali kemerdekaan pikiran terlahir dari sikap dan ketulusan untuk tidak menerjemahkan, menyimpulkan, menghakimi suatu hal atau peristiwa hanya berdasarkan praduga. 
Hadirin yang berbahagia 
Mungkin disini ada yang sering membaca buku motivasi atau pengembangan diri dimana sering digaungkan kalimat ini,’’ Kamu adalah apa yang kamu pikirkan jika kamu berpikir kamu bisa, maka kamu pun akan bisa begitupun sebaliknya. Dalam pandangan ilmu pengetahuan, kalimat ini merupakan opini dari aliran psikologi kognitif dimana pikiran mempengaruhi perasaan dan tindakan manusia. Singkatnya, pikiran yang positif melahirkan suatu hal positif pula dan begitupun sebaliknya. 
Anggapan yang begitu optimis tentang kemampuan pikiran ini pun sempat memperbincangkan dimana letak hati itu sendiri. Orang beropini bahwa perasaan terletak dalam pikiran manusia sedangkan yang lain beranggapan bahwa jantung adalah jelmaan kalbu (dimana salah satu bagiannya adalah perasaan). Opini-opini ini menjelaskan bagaimana pikiran manusia bertalian erat dengan perasaan. Ketika manusia berpikir untuk bisa dan bahagia maka perasaan pun mengikutinya. Sehingga tak aneh bahwa orang berkata bahwa bahagia adalah keputusan. 
Hadirin yang berbahagia 
Berpikir adalah aktivitas yang dapat mengantarkan manusia dalam memberdayakan sisi kemanusiaannya. Berpikir mendalam seperti hal nya yang dilakukan oleh filsuf masa lalu telah membuahkan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan yang telah kita nikmati hari ini merupakan jerih payah pemikir masa lalu dalam memecahkan setiap persoalan yang mengusik rasa keingintahuannya.
Pemikiran manusia mampu menembus batas-batas yang tidak dapat dilalui oleh fisik. Pikiran manusia bisa menerawang hal-hal yang tak terbatas waktu entah itu masa depan atau bahkan masa lalu. Untuk itu beruntung sekali mereka yang mendayagunakan akalnya dengan memaksimalkan proses berpikir seoptimal mungkin. Barang kali kita tahu tentang Stephen Hawking sang ilmuan yang dalam kelumpuhannya terus berpikir dan mengembangkan teori yang masyhur dikenal dengan teori big bang. 
Hadirin yang berbahagia 
Demikianlah barang kali yang dapat saya sampaikan, kurang dan lebihnya mohon dimaklumi dan dimaafkan. Billahi Taufik Wal Hidayah Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Leave a Comment